Kontroversi keberadaan (fisik) dan isi Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) juga diikuti dengan misteri siapa yang mengetik surat sakti itu. Namun, dari sekian lama kontroversi bergulir, baru satu orang yang mengaku mengetik surat itu. Dia adalah Letkol (Purn) Ali Ebram.
Saat
Supersemar terbit, Ebram adalah Asisten I Intelijen Resimen Cakrabirawa. Dia
mengaku mengetik Supersemar dengan didiktekan Presiden Soekarno. Ebram, yang
tidak terbiasa mengetik, mengaku gemetar saat menekan tombol-tombol mesin cetak
itu.
Dalam
‘Kudeta Supersemar’ (Wisnu: 2010) diceritakan, Ebram mengaku dipanggil
oleh bosnya Komandan Resimen Cakrabirawa, Brigjen Sabur, untuk membawa mesin
tik dan kertas berkop kepresidenan ke paviliun Hartini, ruang pribadi presiden
di Istana Bogor. Ebram mengetik surat itu selama satu jam.
Menurut
pengakuannya, di ruang lain, tiga petinggi Angkatan Darat yakni Brigjen M
Jusuf, Brigjen Amirmachmud dan Brigjen Basuki Rahmat, sudah menunggu.
Keterangan Ebram klop dengan pengakuan Amirmachmud bahwa saat menunggu, ia
melihat presiden masuk ke kamar dalam waktu yang cukup lama.
Namun,
Komandan Detasemen Kawal Pribadi Presiden, Mangil Martowidjojo, mengatakan
lain. Mangil mengatakan, sang pengetik adalah Sabur sendiri. Dengan membawa
kertas dan mesin tik, kata Mangil, Sabur mengatakan sedang membuat surat
perintah. Sabur, kata dia, mengetik hasil koreksi Supersemar setalah Soekarno
mendiskusikan versi awal kepada tiga jenderal itu bersama dua wakil perdana
menteri, Soebandrio dan Chaerul Saleh.
Sementara
itu, Soebandrio, yang mengaku turut mengoreksi, mengaku tidak tahu siapa yang
mengetik Supersemar. Dia hanya mengetahui Supersemar diketik oleh salah satu
staf di Istana Bogor.
Sedangkan
Benedict Anderson, pakar sejarah Indonesia asal Amerika Serikat, mengatakan
lain. Dari pengakuan seorang tentara di Istana Bogor, Anderson mengatakan,
Supersemar asli berkop surat Markas Besar Angkatan Darat (MBAD). Keterangan ini
secara tidak langsung membantah Ebram sebagai pengetik Supersemar karena ia
mengaku mengetik surat itu di atas surat berkop kepresidenan.
Namun
sayang, Anderson tidak mau mengungkapkan siapa tentara pemberi informasi
tersebut, berikut pangkatnya.
Posting Komentar